Kini…Ujang faham,apabila Ujang melemparkan kesedihan pada seseorang,pastinya kesedihan itu akan kembali semula kepada Ujang, Ujang faham…kesilapan yang lalu,pasti sukar menjadi syarat bagi kebahagiaan di masa hadapan, Ujang faham…tiadalah guna menanam harapan,andai tidak diserta dengan logik akal, Ujang faham…apa yang digenggam selama ini hanya bayang-bayang, tatkala cahaya menghilang,baru tersedar yang digenggam hanya angan angan, kosong tiada apa,dan Ujang cukup faham…semuanya hanya angan- angan… dahulu…jika Ujang faham…mungkinkah nanti?!!
Indah sungguh hidup berteman,bermacam ragam,bermacam perangai,ada yang sungguh menggeletek hati,sungguh beruntung memiliki teman,yang membuatkan kita rasa selesa dan sentiasa tersenyum… melihat telatah dan jenaka,sudah tentu senyuman terukir pada bibir ini,walau di dalam hati masih terbuku satu perasaan sedih dan pilu,itulah anugerah dalam hidup berteman.... tidak kisahlah dia itu suka mengepau atau sebagainya,asalkan kehadiran teman itu benar- benar mengubat kelukaan hati,selama 26 tahun hidup di dunia Allah ini,bermacam jenis manusia yang ditemui,dan dari bermacam jenis itu,telah terpilih manusia yang ditakdirkan untuk Ujang berteman…syukur kepada Allah ~atas kurniaannya ini..dan sesungguhnya teman itu adalah kurniaan tuhan dari lambakan nikmat yang tidak terkira banyaknya kepada yang mengenali diri Ujang,samada yang dekat atau yang jauh,ketahuilah bahawa diri ini,menghargai perhubungan yang Ujang curahkan…semoga Allah merahmati Ujang~.. Namun...arGHHH.....
Bila cakap pasal Takdir pulak.. Hmm rasa macam nak mengeluh jer.. Hmm...Siapa yang dapat mengelak dari takdir? Bila Ujang menerima kemenangan Ujang harus bijak memandang kebesaran dari sebuah kata ‘takdir’ kerana ia milik Allah. Dan bila ternyata kalah perlukah penyesalan, mengeluh pada Tuhan kemudian putus asa dan berakhir dirumah sakit jiwa. Kata-kata diataslah yang dapat membuat Ujang bertahan. Bertahan dari apa? Entahlah! Terlalu banyak takdir sudah Ujang hadapi, membuat Ujang terbiasa dan tidak menganggapnya remeh.
Ujang peduli dan tawakkal dengan tidak menyalahkan takdir diri ini. Cuma yang tak suka dari takdir adalah meninggalkan perasaan luka yang dalam dan sulit yang tak sesuai dengan kehendak hati. Kesenyapan dan keheningan di malam bulan Ramadhan selalu membuat Ujang mengenang bagian takdir yang ada. Dan bulan ini cerita ini dimulai. Kenangan manis akan menyusuri di sisi Ujang. Bersamanyalah takdir Ujang selusuri sebagai hikmah tersendiri.Best Mengelamun...
Posted by Ujang_MD ::
10/18/2006 08:34:00 AM ::
0 Comments: