Bila Ujang renung sebuah kehidupan itu, Ujang cuba mencari bahagia, dalam kekaburan rasa ..Ujang terasing dalam jutaan insan, Ujang yang dalam kesedihan dan remang senja kesunyian, berlalu pergi bersama mimpi indah semalam. Ujang yang semakin pilu mengenangkan resah Ujang, Ujang keliru dengan percaturan kehidupan Ujang. Ujang semakin tidak bermaya melangkah detik waktu, menyusur pelangi indah, menghaburkan pasir dilautan kasih.
Dimana dirinya ketika Ujang payah mengharungi lurah ini. Dimana kasihnya ketika Ujang perit melangkah duri yang menghalang mimpi. Dimana dirinya ketika Ujang hampir tumpas di arus kekecewaan. Tidak kah ingin menghulurkan simpati untuk Ujang. Payah sangat ke untuknya sumbangkan sedikit coretan semangat buat Ujang. Mungkin Ujang tidak terlalu penting dalam hidupnya. Mungkin sekadar memujuk tika Ujang kesedihan, tapi bukan niatnya untuk memiliki hati Ujang.
Atau hatinya sememang keras bak tembok, tidak nampak kekecewaan Ujang, tidak menerjah ke lautan sayang. Cukup sekadar mencuitkan perasaan untuk melihat Ujang tersungkur, melepak sepi, meniarap duka dan menangis kecewa.Disaat ini Ujang merasa bahagia itu palsu, bertabir dari kepura-puraan dunia, terhias dari bibir manis di hawa, sedang Ujang cuma kaku dalam nisan cinta terbujur sepi . Ujang tidak lagi mampu mengetuk hatinya yang kukuh, untuk memberikan sedikit penghargaan pada Ujang. Biarpun pengorbanan Ujang tak pernah dia nampak, Ujang semakin tegar. Biar detik waktu berlalu Ujang menyakinkan hati, jika kemarau kasih Ujang berakhir, Ujang bersyukur. Bersyukur bertemu insan sepertinya, hanya diriNya yang tahu dan mengerti .
Terkadang Ujang mengeluh kebodohan, terasa betapa Ujang bermimpi terlalu alpa, dan dalam mimpi itu, segalanya dijadikan untuk Ujang, sedang Ujang cuma si kerdil yang mahukan segala. Jika Ujang punya waktu, akan Ujang abadikan bersama duka Ujang , akan Ujang himpun mimpi, akan Ujang semaikan kasih, biarpun tidak berputik. Janji terperi, kasih terikat, cinta terpahat, walaupun bukan untuknya. Mungkin untukNya yang abadi.Dan kini Ujang renung kembali kehidupan itu, betapa Ujang lupa milik ujang segala, ibu Ujang yang menguntum cintanya buat Ujang, kakak, abang, dan sahabat yang ketawa girang menyambut Ujang, yang mengalir tangis kerana penderitaan Ujang, kerana duka Ujang. Maafkan Ujang kerana Ujang banyak menyusahkan kalian yang tak jemu-jemu memberikan semangat. Maafkan Ujang... ..
Ujang akan berasa puas apabila Ujang membuat mereka yang memandang Ujang tinggi akan menganggap Ujang adalah sama seperti mereka. Dimana Ujang sempat bergurau senda , bertanyakan khabar, suka dan duka Ujang rasa bahagia melihat mereka melemparkan senyum sambil menyapa.. dan Ujang tidak pernah teragak-agak untuk menerima pelawaan mereka makan bersama dan mendengar celoteh mereka. Ujang akan berasa puas apabila mereka yang memandang Ujang dengan penuh kekurangan, akan terpaku sedar bahawa sesuatu yang mereka miliki mungkin tidak ada pada Ujang.. namun sesuatu yang Ujang miliki pula tidak mungkin mereka mampu memiliki sedangkan telah ditetapkan oleh-NYA bahawa setiap kejadian telah pun ditetapkan anugerah tersendiri & dan Ujang teramat bersyukur memiliki anugerah itu.
Tak pasti siapa yang tersentuh Bila terserempak tempat kita bertemu dulu Adakah ku yang khayal kehadiranmu Atau sememangnya kau disini
Kedatanganku ini Sekadar menyisip suasana Dan bukan untukmu semula
Entah siapa yang bersalah Tertanya-tanya siapakah yang lebih luhur setia Hanya pandai berjanji sewenang-wenang Untuk semalam dan hari esok Tapi engkau terlupa Engkau yang terlalu kecewa Sehingga berhari di sini
Pedih Melihat engkau begini Penawar tidak berguna lagi Sedih Sekilasnya engkau pun menoleh aku Apa yang tergambar kau menyesali tingkahmu* Tinggalkan ku diwaktu senangmu
Simpati jiwa bukannya alasan Kala mata kita bertentangan Ku sedari aku pun begitu Merindui belaian kasihmu Sedari dulu andai pasti Di takdir kita bersama (ulang #) Andai kita ditakdirkan berdua
Posted by Ujang_MD ::
11/23/2006 11:07:00 AM ::
0 Comments: