Tadi malam Ujang ke pantai, seingat Ujang dah lama juga Ujang tinggalkan pantai. Masa di rundung duka, pantai jadi teman setia, di situlah biasanya Ujang mengulangkaji. Ujang tenang sangat di pantai. Tapi sejak akhir-akhir ini, pantai bukan lagi teman setia. Yang ada cuma teman sepanjang perjalanan. Waktu pagi pantai di kiri Ujang, waktu petang pantai di kanan Ujang, begitulah seharian. Pernah juga Ujang rungutkan, bosannya setiap hari lihat pantai tapi Ujang tahu pantai tak pernah merungut melihat Ujang setiap hari melalui jalannya. Pantai pasirnya putih. Bersih. Tadi Ujang ke pantai tapi sebelah malam, hanya bertemankan bulan. Di situ Ujang lihat ada sinar malam terus menusuk ke tengah lautan. Ujang tidak seorang. Di sisi Ujang ada kenangan. Di pantai inilah Ujang meluahkan segala perasaan. Suka, duka, terkilan dan segalanya. Di pasir pantai Ujang corakkan semua rasa dendam, ketidakpuasan dan kesengsaran dalam Ujang menghadapi ujian. Sepuas-puasnya Ujang dah berbisik pada pantai, lihatlah Ujang yang sedang diuji. Suara Ujang perlahan tapi Ujang yakin pantai mendengar keluhan Ujang. Deruan ombak terus memukul pantai seolah olah mengerti dan simpati. Hati Ujang tersenyum, ada kelapangan di dada. Setiap masa yang berubah ada ketentuan dan Ujang sebagai manusia perlu banyak mengakui kekuasaanNya. Jawapan yang pasti Ujang terima dari pantai.. redhalah manusia.. Tersenyum Ujang sendiri...
Posted by Ujang_MD ::
5/10/2007 11:48:00 AM ::
2 Comments:
